Sejarah Pembangunan Jalan Anyer-Panarukan: Warisan Daendels dan Konflik Kekuasaan

Sabtu, 27 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jalan Anyer-Panarukan.(ist)

Jalan Anyer-Panarukan.(ist)

TANGERANGNEWS.CO.ID | Jalan Anyer-Panarukan, sebuah proyek monumental yang membentang dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa, menyimpan cerita panjang dari masa kolonial Hindia Belanda. Diprakarsai oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, pada periode 1808-1811, jalan ini diingat tidak hanya karena konstruksinya yang megah tetapi juga karena kisah manusia dan perebutan kekuasaan yang terjadi di baliknya.

Daendels memulai proyek ambisius ini dengan mengintervensi beberapa kerajaan lokal seperti Kesultanan Banten, Cirebon (Kanoman dan Kasepuhan), dan Vorstenlanden (Yogyakarta dan Surakarta), mengerahkan ribuan pekerja untuk membangun jalan dan pelabuhan. Namun, proses pembangunannya tidaklah mudah. Kondisi geografis yang berupa rawa-rawa menyebabkan banyak korban berjatuhan, baik dari kalangan pribumi maupun Eropa, akibat penyakit.

Baca Juga :  Tragedi di Jalan Raya Pakuhaji: Truk Pasir Tewaskan Dua Korban
Daendels.(ist)

Terkait perlunya tenaga kerja baru, Daendels pernah meminta Sultan Banten saat itu untuk menyediakan lebih banyak pekerja. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Sultan Banten, mengingat tingginya angka kematian pekerja sebelumnya. Sebagai respon, Daendels mengirim utusannya, Komandan Du Puy, untuk menekan Sultan Banten. Namun, Sultan Syafiuddin tegas menolak dan konon, menurut beberapa versi sejarah, Du Puy dibunuh dengan cara yang brutal, meningkatkan ketegangan antara pemerintah kolonial dan kerajaan lokal.

Sultan Banten.(ist)

Konflik tersebut semakin memperlihatkan dinamika kekuasaan dan pengaruh kolonialisasi di nusantara, termasuk praktik licik Belanda yang mengadu domba kalangan keraton. Arsitektur istana, seperti Kaibon di Banten dan Surosowan di Cirebon, menjelaskan lebih lanjut mengenai kekayaan budaya dan politik pada masa tersebut, sekaligus menjadi saksi bisu atas perjuangan dan resistensi terhadap kolonialisme.

Baca Juga :  Pohon Besar Tumbang Timpa Mobil di Tangerang, Tanpa Korban Jiwa

Sejarah pembangunan Jalan Anyer-Panarukan tidak hanya menjadi catatan penting dalam infrastruktur Indonesia tapi juga sebagai pembelajaran akan pentingnya persatuan dan kesadaran akan sejarah negeri.(wld)

Berita Terkait

Kisah Heroik dan Misteri Kepala Hilang Demang Lehman, Simbol Perlawanan Kalimantan Terhadap Kolonial Belanda
Mengungkap Sosok Kartika Sinumping, Mengenal Lebih Dekat Prajurit Wanita Elit Majapahit
Asal-Usul Terasi: Dari Bumbu Dapur hingga Simbol Kemerdekaan
Berita ini 48 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 21 Agustus 2024 - 21:17 WIB

Kisah Heroik dan Misteri Kepala Hilang Demang Lehman, Simbol Perlawanan Kalimantan Terhadap Kolonial Belanda

Jumat, 10 Mei 2024 - 11:23 WIB

Mengungkap Sosok Kartika Sinumping, Mengenal Lebih Dekat Prajurit Wanita Elit Majapahit

Sabtu, 27 April 2024 - 21:47 WIB

Sejarah Pembangunan Jalan Anyer-Panarukan: Warisan Daendels dan Konflik Kekuasaan

Sabtu, 27 April 2024 - 10:11 WIB

Asal-Usul Terasi: Dari Bumbu Dapur hingga Simbol Kemerdekaan

Berita Terbaru