INFOPUBLIK.CO – Demang Lehman, yang lahir di Barabai, Hulu Sungai Tengah pada tahun 1832, merupakan salah satu sosok penting dalam sejarah perjuangan Kalimantan Selatan. Pahlawan ini gugur pada usia 32 tahun pada 27 Februari 1864 di Martapura, dalam perang Banjar yang menentang penjajahan.
Kisah hidup Demang Lehman, yang lahir dengan nama Idris, mengambil peran penting sebagai panglima perang dan pejabat dalam Kesultanan Banjar. Sebagai Kiai Demang, ia memegang tanggung jawab atas lalawangan atau distrik, di mana ia mengorganisir dan memimpin rakyat dalam melawan penjajah.
Tragisnya, Lehman gugur di tiang gantungan, sebuah eksekusi yang dilakukan oleh kolonial Belanda. Menurut cerita yang berkembang, jenazahnya dikuburkan tanpa kepala, dan kepala tersebut dikabarkan masih disimpan di sebuah museum di Belanda, meskipun informasi ini belum dapat diverifikasi secara resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keluarga dan pengikut Lehman, serta masyarakat lokal, masih memperingati pengorbanan beliau dengan upacara dan ziarah ke makamnya. Kepahlawanan Lehman telah menjadi simbol perlawanan dan keberanian bagi banyak generasi di Kalimantan Selatan.
Pemerintah setempat dan para sejarawan terus berupaya untuk mendokumentasikan dan mendalami lebih lanjut tentang peran serta kontribusi Demang Lehman dalam sejarah Indonesia, serta berusaha untuk mengklarifikasi cerita tentang kepala yang hilang sebagai bagian dari upaya pelestarian dan penghormatan terhadap sejarah lokal.
Pengorbanan Demang Lehman adalah pengingat akan semangat perjuangan yang tak kenal menyerah dari rakyat Kalimantan Selatan dalam menghadapi penjajahan. Cerita dan legenda yang hidup di masyarakat menginspirasi generasi saat ini untuk memahami dan menghargai nilai-nilai keberanian dan keadilan.(red)