INFOPUBLIK.CO – Pada malam penutupan Konvensi Nasional Demokrat di Chicago, Illinois, Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, secara resmi menerima pencalonan dari Partai Demokrat untuk maju sebagai calon presiden dalam pemilihan umum yang akan berlangsung pada 5 November mendatang. Dalam pidatonya, Harris berjanji akan menjadi pemimpin yang menyatukan dan mendengarkan kebutuhan rakyat Amerika.
“Saya akan menjadi presiden yang menyatukan kita dalam suara terbanyak kita semua, seorang presiden yang memimpin dan mendengarkan, yang realistis, praktis, dan memiliki akal sehat serta selalu berjuang untuk rakyat Amerika,” ucap Harris di hadapan ribuan pendukung yang berkumpul.
Harris, yang telah lama berkecimpung dalam politik, menekankan bahwa pemilihan presiden mendatang adalah salah satu yang paling penting dalam sejarah Amerika. Ia menambahkan, “Dari gedung pengadilan hingga Gedung Putih, itulah yang selalu menjadi pekerjaan hidup saya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pidato yang penuh gairah tersebut, Harris juga menyerang saingannya dari Partai Republik, Donald Trump, dengan menuduhnya tidak serius dan memperingatkan konsekuensi buruk jika Trump kembali ke Gedung Putih. Ia mengingatkan kembali tentang insiden serangan terhadap Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, yang ia sebut sebagai upaya Trump untuk merusak demokrasi Amerika.
“Donald Trump mencoba membuang suara Anda. Ketika dia gagal, dia mengirim massa bersenjata ke Gedung Capitol Amerika Serikat, di mana mereka menyerang petugas penegak hukum,” kata Harris. Ia juga menyinggung berbagai kasus hukum yang menyebabkan Trump dinyatakan bersalah, termasuk penipuan dan pelecehan seksual.
Mengenai isu hak aborsi, Harris menyatakan komitmennya untuk melindungi hak-hak perempuan untuk membuat keputusan mengenai kehidupan pribadi mereka, mengkritik kebijakan Trump dan Partai Republik yang menurutnya membatasi kebebasan tersebut.
Harris juga menegaskan dukungannya terhadap Israel, sambil menyatakan bahwa dia dan Presiden Joe Biden telah bekerja keras untuk menyelesaikan perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza. Ia menekankan pentingnya keamanan Israel dan kebebasan Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.
“Saya akan selalu membela hak Israel untuk membela diri, dan saya akan selalu memastikan Israel memiliki kemampuan untuk membela diri,” kata Harris, yang juga menyoroti kehancuran dan penderitaan yang terjadi di Gaza.
Dengan pencalonannya resmi, Harris kini bersiap untuk kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat yang diharapkan akan menjadi salah satu pemilihan paling penting dan penuh tantangan dalam sejarah negara tersebut.(red)