Pasukan Israel Persempit “Zona Kemanusiaan Aman” di Gaza Menjadi Puing-Puing

Minggu, 25 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

INFOPUBLIK.CO – Pertahanan Sipil Palestina di Gaza mengungkapkan pada Sabtu bahwa pasukan Israel telah mengubah “zona kemanusiaan aman” yang awalnya ditujukan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil di Jalur Gaza menjadi hampir tidak berarti. Saat ini, hanya 9,5 persen dari total wilayah Gaza yang masih dianggap sebagai “zona aman”.

Pada November 2023, saat invasi darat Israel ke Gaza dimulai, zona kemanusiaan aman ini mencakup sekitar 230 kilometer persegi atau 63 persen dari total wilayah Gaza. Namun, serangan militer yang berlanjut telah menyebabkan penurunan drastis luas zona tersebut.

Baca Juga :  Kritik Tajam Terhadap Serapan Anggaran Pendidikan yang Hanya Capai 16 Persen

Menurut laporan terbaru, pada awal Desember 2023, serangan Israel ke Khan Younis telah mengurangi zona tersebut menjadi 140 kilometer persegi. Situasi semakin memburuk hingga pada Mei 2024, serangan ke Rafah mengurangi zona ini lebih lanjut menjadi 79 kilometer persegi. Dan, pada pertengahan Juli 2024, zona aman ini hanya tinggal 48 kilometer persegi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Wilayah yang dianggap aman sekarang hanya mencakup sebagian kecil dari area pertanian, layanan, dan komersial, yang semakin mempersempit ruang bagi warga sipil untuk berlindung. Sehingga, zona yang tersisa tidak lagi mencerminkan tempat perlindungan yang efektif bagi warga sipil yang terjebak dalam konflik.

Baca Juga :  Skuad Bulu Tangkis Indonesia Berangkat ke Japan Open 2024 dengan Semangat Kemerdekaan

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah dengan berkurangnya zona aman ini. Serangan yang dilakukan Israel terus berlangsung meskipun adanya resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Menurut otoritas kesehatan setempat, serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 93 ribu lainnya mengalami luka-luka. Sementara itu, blokade yang terus berlangsung menyebabkan kelangkaan akut bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan, memperparah penderitaan warga Gaza.

Baca Juga :  Joe Biden Tahan Spekulasi Tentang Insiden Penembakan Saat Pidato Donald Trump

Israel kini menghadapi tudingan melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di Rafah. Kota ini sebelumnya menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang mencoba melarikan diri dari kekerasan sebelum wilayah itu diserang pada 6 Mei.(red)

Berita Terkait

Meningkatkan Kerja Sama Bilateral, Delegasi DPR RI Temui Parlemen Uzbekistan
Tentara Israel Tembak Mati Aktivis Turki-AS di Tepi Barat
KRI Bima Suci Merapat di Shanghai: Misi Latihan dan Diplomasi Budaya
Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024 Football Manager
CEO Telegram Pavel Durov Dibawah Penyelidikan di Perancis, Dikenai Jaminan €5 Juta
Arab Saudi Kecam Rencana Pembangunan Sinagog di Gunung Bait Suci Oleh Pejabat Israel
Penahanan CEO Telegram di Prancis Bukan Keputusan Politik, Kata Macron
Perdana Menteri China Dorong Inovasi dan Investasi Asing di Industri Robot
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 8 September 2024 - 08:08 WIB

Tentara Israel Tembak Mati Aktivis Turki-AS di Tepi Barat

Minggu, 8 September 2024 - 08:02 WIB

KRI Bima Suci Merapat di Shanghai: Misi Latihan dan Diplomasi Budaya

Senin, 2 September 2024 - 08:42 WIB

Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024 Football Manager

Kamis, 29 Agustus 2024 - 19:13 WIB

CEO Telegram Pavel Durov Dibawah Penyelidikan di Perancis, Dikenai Jaminan €5 Juta

Rabu, 28 Agustus 2024 - 06:26 WIB

Arab Saudi Kecam Rencana Pembangunan Sinagog di Gunung Bait Suci Oleh Pejabat Israel

Selasa, 27 Agustus 2024 - 12:06 WIB

Penahanan CEO Telegram di Prancis Bukan Keputusan Politik, Kata Macron

Senin, 26 Agustus 2024 - 13:15 WIB

Perdana Menteri China Dorong Inovasi dan Investasi Asing di Industri Robot

Minggu, 25 Agustus 2024 - 20:48 WIB

CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis Terkait Isu Moderasi Konten

Berita Terbaru