INFOPUBLIK.CO – Sebuah insiden serius terjadi pada Sabtu pagi ketika sebuah pesawat nirawak (drone) yang diluncurkan dari Lebanon berhasil menghantam kediaman pribadi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang terletak di Caesarea, Israel utara. Menurut keterangan resmi kantor perdana menteri, Netanyahu dan keluarganya tidak berada di tempat saat serangan terjadi.
Militer Israel melaporkan bahwa ada tiga drone yang diluncurkan dari Lebanon pada hari yang sama, dengan dua di antaranya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel. Namun, drone ketiga berhasil mencapai targetnya, menghantam sebuah bangunan di kompleks kediaman Netanyahu. Beruntung, serangan ini tidak menyebabkan korban jiwa.
Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Hizbullah, sebuah kelompok militan yang berbasis di Lebanon. Konflik ini telah memanas sejak perang Gaza pada Oktober tahun lalu, yang berlanjut dengan serangkaian serangan balasan dari kedua pihak. Pada bulan lalu, serangan Israel di Lebanon meningkat, menewaskan termasuk pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan beberapa komandan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam upaya militer terbarunya, Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran yang diikuti oleh invasi darat, mengakibatkan lebih dari 1.500 kematian dan memaksa sekitar 1,2 juta orang untuk mengungsi dari rumah mereka. Kondisi ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan di kawasan yang sudah lama dilanda konflik.
Insiden terbaru di kediaman Netanyahu menandakan eskalasi yang signifikan dalam taktik dan ketegangan regional, menunjukkan bahwa bahkan pemimpin-pemimpin negara tidak terlepas dari ancaman yang meningkat. Ini menggarisbawahi betapa gentingnya keadaan keamanan di Timur Tengah saat ini, dengan dampak yang potensial mempengaruhi stabilitas global.
Pemerintah Israel telah mengutuk keras serangan ini dan menyatakan akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk meningkatkan keamanan nasional serta melindungi warganya. Di sisi lain, komunitas internasional mengimbau kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai guna menghindari lebih banyak korban jiwa.(red)