INFOPUBLIK.CO – Tensi tinggi menyelimuti persiapan leg kedua ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Bahrain yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Maret tahun depan. Menyusul kekhawatiran yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA), Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengumumkan akan membawa masalah ini ke meja pembicaraan bersama FIFA dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mencari solusi atas permintaan pertandingan di tempat netral.
Pihak BFA telah mengirimkan surat permohonan kepada AFC menyusul kejadian serangan siber yang mereka alami setelah pertandingan leg pertama di Stadion Riffa, Bahrain, di mana kedua tim bermain imbang 2-2. Pertandingan tersebut telah menciptakan kontroversi, terutama karena keputusan wasit Ahmed Al Kah yang memperpanjang injury time menjadi sembilan menit, memungkinkan Bahrain untuk mencetak gol penyeimbang yang kontroversial.
Dalam sebuah pernyataan resmi di situs AFC, badan sepak bola Asia itu menyatakan, “AFC menanggapi kekhawatiran ini dengan serius dan berkomitmen penuh untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pemain, ofisial, dan penggemar. Kami akan membahas masalah ini lebih lanjut dengan FIFA, BFA, dan PSSI untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terjamin bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, PSSI melalui Anggota Komite Eksekutif, Arya Sinulingga, telah menyatakan kesiapan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan timnas Bahrain. “Kita telah menyampaikan kepada AFC bahwa pertandingan seharusnya tetap diadakan di Jakarta, sama seperti pertandingan sebelumnya di Bahrain. PSSI berkomitmen untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi tamu kita, seperti yang kita alami di Bahrain,” jelas Arya.
Dengan adanya perselisihan ini, mata dunia sepak bola kini tertuju pada keputusan AFC yang akan berdampak tidak hanya pada kedua tim, tapi juga pada integritas kompetisi. Keputusan AFC nantinya akan menjadi momen kunci dalam menentukan apakah sepak bola benar-benar bisa menjadi sarana yang adil dan aman bagi semua pihak.(wld)