INFOPUBLIK.CO – Dalam sebuah langkah yang menandai peningkatan kerjasama militer transatlantik, empat pesawat pengebom B-52 Stratofortress dari Wing Bom ke-2 Pangkalan Angkatan Udara Barksdale, AS telah tiba di RAF Fairford, Inggris pada 8 November 2024. Penempatan ini merupakan bagian dari Satuan Tugas Pengebom 25-1 yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan kesiapan militer bersama negara-negara NATO.
Sebelum tiba di Inggris, armada B-52 tersebut telah melaksanakan serangkaian latihan bersama dengan jet tempur F-18 Hornet dari Finlandia dan JAS 39 Gripen dari Swedia, menunjukkan kemampuan integrasi dan operasi bersama antara Angkatan Udara AS dan sekutu Eropa-nya. Latihan ini dilaporkan oleh UK Defence Journal sebagai demonstrasi kuat dari integrasi strategis yang semakin mendalam antara kekuatan udara AS dengan mitra Eropa.
Selama penempatan di RAF Fairford, B-52 akan beroperasi di bawah Skuadron Bom Ekspedisi ke-20, yang fokus pada penguatan hubungan militer dan strategis di seluruh wilayah tanggung jawab Komando Eropa AS. “Kemitraan ini tidak hanya memperkuat fondasi keamanan kita bersama, tetapi juga meningkatkan kemampuan kolektif kita dalam menghadapi ancaman,” ujar Jenderal James Hecker, komandan Angkatan Udara AS wilayah Eropa – Afrika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jenderal Hecker menambahkan, “Kehadiran kami di Eropa melalui misi seperti ini menegaskan kembali komitmen AS terhadap NATO dan meningkatkan keamanan regional dengan membawa ketidakpastian operasional bagi musuh potensial.” Musuh yang dimaksud, menurut beberapa sumber, adalah Rusia yang saat ini terlibat dalam konflik dengan Ukraina dan menimbulkan kekhawatiran keamanan bagi negara-negara NATO.
Rotasi reguler pesawat pengebom AS, termasuk B-52 dan B-1B Lancer, ke Eropa telah menjadi bagian dari strategi luas AS untuk menjamin dukungan berkelanjutan kepada sekutu NATO, serta menghadirkan kekuatan taktis di wilayah kunci. Selama penempatan ini, pesawat AS juga akan terlibat dalam berbagai latihan bersama, dari simulasi serangan udara ke darat hingga operasi dukungan maritim dan latihan perang elektronik, memperkuat koordinasi dan interoperabilitas dengan pasukan NATO.
Misi ini tidak hanya menunjukkan kekuatan militer AS, tetapi juga komitmen berkelanjutan dalam mendukung dan melindungi kepentingan negara-negara anggota NATO di tengah tantangan keamanan global yang semakin kompleks.(red)