Manipulasi Data dan Ketidakadilan Seleksi PPPK, DPR RI Desak Pemerintah Ambil Tindakan Tegas

Rabu, 8 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

INFOPUBLIK.CO – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Bahtra Banong, mengeluarkan pernyataan keras terkait berbagai permasalahan dalam pelaksanaan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang terus menuai polemik di berbagai daerah. Dalam konferensi pers di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Senin, 30 Desember 2024, Bahtra menyoroti praktik manipulasi data yang dilakukan oleh sejumlah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tingkat pemerintah daerah (Pemda).

Bahtra mengungkapkan bahwa manipulasi data ini merugikan tenaga honorer yang telah mengabdi selama bertahun-tahun. Ironisnya, tenaga honorer baru dengan masa kerja lebih singkat justru memiliki peluang lebih besar untuk mengikuti seleksi PPPK, sebuah praktik yang jelas mencederai prinsip keadilan dalam sistem rekrutmen.

Baca Juga :  Presiden Joko Widodo Terima Penghargaan Order of Zayed dari Presiden Abu Dhabi

“Tidak jarang ditemukan bahwa beberapa BKD di daerah bertindak tidak sesuai aturan. Contohnya, ada tenaga honorer yang telah bekerja bertahun-tahun namun tidak bisa mengikuti seleksi PPPK, sedangkan tenaga honorer yang baru bekerja satu tahun justru dapat ikut seleksi. Hal ini terjadi karena adanya manipulasi data,” tegas Bahtra dengan nada geram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KONTROVERSI DI PROVINSI BANTEN

Salah satu kasus mencolok terjadi di Provinsi Banten, di mana seleksi PPPK untuk Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) menuai kontroversi besar. Dalam sebuah grup WhatsApp, seorang guru PAI meluapkan emosinya. Ia mengungkapkan bahwa banyak pelamar seleksi PPPK untuk formasi PAI sebenarnya bukan guru yang mengajar PAI, tetapi berasal dari latar belakang lain seperti Guru Sejarah dan jurusan lain yang masih dalam rumpun PAI.

Baca Juga :  Ditemukan Meninggal di Mobil, Pria di Serpong Diduga Meninggal karena Sakit
Tangkapan layar data Guru PAI.

“Karena pelamar PAI banyak dari teman-teman guru yang tidak mengajar PAI tapi daftar PAI. Ada yang karena terkunci dan ada juga pilihan. Contoh teman saya Guru Sejarah dari Jurusan SPI. Dia pilih jurusan PAI karena ijazahnya masuk rumpun PAI dan lolos. Dan banyak dari teman-teman dari sekolah lain juga begitu. Akhirnya yang benar-benar ngajar PAI tersisihkan hanya karena perankingan nilai,” ungkap guru tersebut.

Fenomena ini menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan guru PAI yang benar-benar telah mengabdikan diri di bidangnya. Sistem seleksi yang hanya mengandalkan perankingan nilai tanpa mempertimbangkan latar belakang pengalaman kerja dinilai tidak adil dan merugikan guru-guru dengan kompetensi sesuai bidangnya.

Baca Juga :  Penangkapan Kapal Asing yang Diduga Mengambil Pasir di Perbatasan Laut Indonesia

DESAKAN TINDAKAN TEGAS

Bahtra Banong mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) serta Badan Kepegawaian Negara (BKN), untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan seleksi PPPK. Ia menegaskan bahwa manipulasi data oleh BKD dan ketidaktepatan sistem seleksi harus dihentikan demi menjaga integritas dan keadilan dalam rekrutmen PPPK.

“Saya meminta pemerintah pusat segera turun tangan untuk melakukan audit terhadap pelaksanaan seleksi PPPK di daerah. Manipulasi data dan ketidaktepatan sistem seleksi ini jelas melukai hati tenaga honorer yang telah lama mengabdi. Jangan sampai keadilan menjadi korban hanya karena lemahnya.(red)

Berita Terkait

Kejaksaan Agung Ungkap Dugaan Suap Besar dalam Kasus Ekspor CPO
Presiden Prabowo Hadiri Pemakaman Mgr Petrus Turang: Penghormatan untuk Pemimpin Penuh Integritas
Pernyataan Luhut tentang ‘Budaya Santun’ dalam Demokrasi Dipertanyakan Pengamat
Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 512/QY Temukan Ladang Ganja di Pegunungan Bintang
Puan Maharani Desak Pengusutan Tuntas Teror Paket ke Kantor Tempo: Kebebasan Pers Harus Dilindungi
Menteri P2MI Tegaskan Larangan Pengiriman Pekerja Migran ke Kamboja, Thailand, dan Myanmar
Pemerintah Targetkan Kontribusi Proyek Hilirisasi pada Industrialisasi Berkelanjutan
Intip Kisah Sukses Saidah, Agen Brilink yang Punya Bisnis Beromset Ratusan Juta
Berita ini 77 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 13 April 2025 - 21:20 WIB

Kejaksaan Agung Ungkap Dugaan Suap Besar dalam Kasus Ekspor CPO

Sabtu, 5 April 2025 - 15:47 WIB

Presiden Prabowo Hadiri Pemakaman Mgr Petrus Turang: Penghormatan untuk Pemimpin Penuh Integritas

Kamis, 3 April 2025 - 10:55 WIB

Pernyataan Luhut tentang ‘Budaya Santun’ dalam Demokrasi Dipertanyakan Pengamat

Sabtu, 29 Maret 2025 - 11:38 WIB

Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 512/QY Temukan Ladang Ganja di Pegunungan Bintang

Sabtu, 29 Maret 2025 - 03:00 WIB

Puan Maharani Desak Pengusutan Tuntas Teror Paket ke Kantor Tempo: Kebebasan Pers Harus Dilindungi

Sabtu, 29 Maret 2025 - 02:53 WIB

Menteri P2MI Tegaskan Larangan Pengiriman Pekerja Migran ke Kamboja, Thailand, dan Myanmar

Minggu, 16 Maret 2025 - 13:26 WIB

Pemerintah Targetkan Kontribusi Proyek Hilirisasi pada Industrialisasi Berkelanjutan

Rabu, 12 Maret 2025 - 14:44 WIB

Intip Kisah Sukses Saidah, Agen Brilink yang Punya Bisnis Beromset Ratusan Juta

Berita Terbaru

Nasional

Kejaksaan Agung Ungkap Dugaan Suap Besar dalam Kasus Ekspor CPO

Minggu, 13 Apr 2025 - 21:20 WIB