INFOPUBLIK.CO – Forum Wartawan Tangerang (Forwat) mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ajudan Kapolri, Ipda Endry Purwa Sefa, terhadap seorang wartawan, Makna Zaezar, saat meliput arus balik di Semarang. Insiden pemukulan ini telah memicu kecaman luas dari berbagai komunitas pers di seluruh Indonesia.
Ketua Forwat, Andi Lala, menyatakan dengan tegas bahwa insiden tersebut merupakan tindakan kekerasan yang mencederai institusi Polri dan harus segera ditindaklanjuti. “Insiden ini tidak boleh dibiarkan. Ini adalah tindakan kekerasan yang merusak citra Polri. Harus ada tindakan tegas, karena ini bisa terjadi pada wartawan lain. Kami dengan tegas mengecam pemukulan ini,” ujar Lala.
Sebagai bentuk solidaritas, Forwat berencana mengajak seluruh organisasi pers di Tangerang untuk turun ke jalan. “Kami menghimbau seluruh organisasi pers untuk melakukan aksi sebagai bentuk solidaritas dan mengecam tindakan represif aparat yang menghalangi kerja jurnalistik,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Insiden pemukulan terjadi saat Kapolri meninjau arus balik Lebaran 2025 di Stasiun Tawang, Kota Semarang, pada Sabtu (5/4) sore. Ketika Kapolri mendekati seorang penumpang yang duduk di kursi roda di dalam area stasiun, sejumlah jurnalis dari berbagai media tengah meliput dari jarak yang wajar. Namun, tiba-tiba ajudan Kapolri melakukan tindakan arogan dengan memukul kepala seorang jurnalis dan mengancam yang lain dengan pernyataan, “Kalian pers, saya tempeleng satu-satu.”
Beberapa jurnalis juga melaporkan mengalami intimidasi, termasuk didorong dan dicekik. Insiden ini menambah daftar panjang tindakan represif terhadap jurnalis di tanah air, dan menuntut perhatian serius dari pihak berwenang.
Forwat berharap agar insiden ini segera ditindaklanjuti dan memastikan keamanan bagi seluruh jurnalis yang tengah menjalankan tugasnya di lapangan.(red)