INFOPUBLIK.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat dua kali gempa susulan yang dipicu aktivitas deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust) di wilayah Samudra Hindia, selatan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Senin malam.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya di Jakarta, menyampaikan bahwa gempa pertama terjadi pada pukul 19.57 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,8, diikuti gempa susulan berkekuatan magnitudo 5,5 pada pukul 20.20 WIB. Gempa tersebut tergolong dangkal dengan episentrum terletak di laut pada kedalaman 42 kilometer, tepatnya di koordinat 8,85° LS dan 110,17° BT, sekitar 107 kilometer arah barat daya Gunung Kidul.

Baca Juga :  Sambutan Megah di Bogor: Presiden Prabowo dan Erdoğan Pererat Persahabatan 75 Tahun Indonesia-Turkiye

Analisis pemodelan BMKG menunjukkan gempa ini berdampak dan dirasakan di sejumlah daerah, termasuk Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI. Daerah lain seperti Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta, dan Klaten merasakan gempa dengan skala intensitas II-III MMI.

Baca Juga :  Kamala Harris Janji Akhiri Perang di Gaza Jika Terpilih sebagai Presiden AS

Berdasarkan analisis seismologis BMKG, gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Meski demikian, Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tenang. “Hindari terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan selalu mengikuti panduan dari pemerintah daerah,” ujarnya.

Baca Juga :  Gubernur Banten Al Muktabar Luncurkan PPDB 2024, Janji Pendidikan Berkualitas untuk Semua!

Pihak BMKG terus memantau perkembangan situasi dan akan memberikan informasi lebih lanjut jika diperlukan. Masyarakat diharapkan mengikuti informasi resmi dari BMKG dan instansi terkait lainnya untuk memastikan keselamatan.(red)