INFOPUBLIK.CO– Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menjadi sorotan dunia usai menyampaikan pidatonya dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat waktu setempat. Dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus melanjutkan operasi militernya di Gaza untuk melawan Hamas, meski gelombang kritik internasional semakin meluas.

Netanyahu dengan tegas menyebut bahwa Israel harus “menyelesaikan tugas” menghadapi Hamas, yang dianggap sebagai ancaman utama terhadap keamanan negaranya. Ia menolak tekanan global yang mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata, dengan alasan langkah tersebut hanya akan memberi ruang bagi Hamas untuk kembali bangkit.

Baca Juga :  Amerika Serikat Bersiap Memberikan Dana 3,5 Miliar AS Dollar kepada Israel untuk Pembelian Persenjataan

“Israel tidak akan berhenti sampai tujuan kami tercapai. Kami akan memastikan Hamas tidak lagi mampu mengancam rakyat Israel,” ujar Netanyahu di hadapan Majelis Umum PBB.

Pidato itu memicu reaksi keras dari sejumlah delegasi negara. Sebagian perwakilan dilaporkan meninggalkan ruangan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan militer Israel di Gaza, yang telah menelan banyak korban sipil. Aksi tersebut menjadi simbol semakin menurunnya dukungan internasional terhadap Israel di forum global.

Baca Juga :  Perdana Menteri China Dorong Inovasi dan Investasi Asing di Industri Robot

Sebaliknya, beberapa negara sekutu tetap memberikan dukungan kepada Israel, menilai tindakan tersebut sebagai bentuk hak membela diri. Namun, langkah Netanyahu ini justru mempertegas posisi Israel yang kian terisolasi, terutama setelah mayoritas anggota PBB menyatakan pengakuan terhadap kemerdekaan Palestina.

Dari 193 negara anggota PBB, tercatat 147 negara kini resmi mengakui kedaulatan Palestina. Bahkan, empat dari lima negara pemilik hak veto Dewan Keamanan PBB – yaitu Tiongkok, Rusia, Prancis, dan Inggris – telah mendukung kemerdekaan Palestina. Satu-satunya yang masih menolak adalah Amerika Serikat.

Baca Juga :  Ribuan Massa Turun ke Jalan, Unjuk Rasa Tolak RUU KUHAP Berujung Kerusuhan dan Pembakaran Gedung

Pengamat internasional menilai pidato Netanyahu di PBB kali ini memperlebar jurang diplomasi Israel dengan komunitas global. Di saat dukungan bagi Palestina terus menguat, Israel justru memilih mempertahankan sikap keras terhadap Hamas.

Situasi ini diperkirakan akan menjadi ujian besar bagi hubungan Israel dengan negara-negara lain, terutama sekutu tradisionalnya di Barat, yang kini mulai mendapat tekanan dari publik internasional untuk mengambil sikap lebih tegas atas konflik berkepanjangan di Gaza.(els)