INFOPUBLIK.CO– Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 di gedung BLK Jelupang, Serpong Utara, Tangerang Selatan, yang merupakan bagian dari program prioritas Presiden Prabowo Subianto, kembali menjadi sorotan setelah sembilan siswanya memilih mengundurkan diri dari program tersebut.
SRMA 33, yang diresmikan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dan miskin ekstrem, sebelumnya telah menerima 150 peserta didik dari tujuh kabupaten/kota di Provinsi Banten. Namun, dalam perjalanannya, sejumlah siswa mengundurkan diri dengan berbagai alasan.
Kepala SRMA Negeri 33 Tangsel, Gina Intana Dewi, merinci bahwa sembilan siswa tersebut terdiri dari satu siswa asal Tangsel, empat dari Kabupaten Tangerang, dua dari Pandeglang, satu dari Kota Cilegon, dan satu dari Kota Serang. “Sebanyak tiga siswa perempuan dan enam siswa laki-laki tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda tidak betah belajar di sekolah rakyat yang menuntut disiplin tinggi,” ujar Gina, Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, ada dua alasan utama para siswa memilih mundur, yaitu kendala jarak yang terlalu jauh dan ketidakmampuan beradaptasi dengan sistem asrama (boarding school) yang diterapkan di SRMA 33. “Guru bimbingan konseling, wali asuh, dan wali asrama sudah melakukan asesmen dan pendekatan, tapi tidak mempan,” jelas Gina.
Selain itu, pihak sekolah juga mengungkapkan adanya beberapa masalah lain yang dialami oleh sebagian siswa, seperti kecanduan rokok berat, kabur ke rumah, hingga dijemput pulang oleh orang tua. “Memang butuh waktu yang agak panjang untuk dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan ini,” tambahnya.
Sekolah Rakyat merupakan salah satu program unggulan pemerintah yang bertujuan memperluas akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Meski menghadapi sejumlah tantangan, pihak sekolah menegaskan akan terus memberikan pendampingan dan pembinaan kepada para siswa agar bisa menyesuaikan diri dan memanfaatkan kesempatan pendidikan yang ada.(els)


Tinggalkan Balasan